Seoul I’m in Love : Day 4 - Korean Folk Village
9:53:00 PM
Assalamualaikum...
Setelah stuck di postingan ketiga tentang Nami Island, mari membangun mood untuk menulis lagi, hehe. Kali ini saya akan bercerita tentang salah satu lokasi yang "harus" dikunjungi oleh para turis jika berkunjung Korea Selatan yaitu Korean Folk Village. Sebuah perkampungan tradisional khas kebudayaan korea pada masa lampau. Korean Folk Village ini berlokasi di Yongin, Provinsi Gyeonggido. Lokasi ini sering dijadikan lokasi syuting drama historikal atau yang sering disebut "Saeguk", salah satu yang paling mendunia adalah drama tentang dokter wanita pertama di korea yaitu Dae Jang Geum ( judul drama : Jewel In The Palace ).
Pada bulan November lalu saya berkesempatan untuk mengunjungi lokasi ini, Korean Folk Village ini sangat luas sekali sekitar 243 hektar sehingga butuh waktu yang cukup lama untuk mengelilingi lokasi ini. Alat transportasi yang dapat digunakan untuk menuju lokasi adalah bis, lama perjalanan kurang lebih satu jam dengan perhentian terakhir adalah shuttle bus dekat Korean Folk Village. Saya naik bus no.37 dari shuttle bus dekat Suwon Station, exit 5 (Line 1).
Tips pada saat naik bis di korea adalah sebisa mungkin untuk duduk, jika tidak kebagian tempat duduk cari posisi enak untuk berdiri dan pastikan untuk pegangan ya! soalnya bis di korea ngebut banget dan ketika ngerem seringnya agak mendadak jadi bikin degdegan x)
Tips pada saat naik bis di korea adalah sebisa mungkin untuk duduk, jika tidak kebagian tempat duduk cari posisi enak untuk berdiri dan pastikan untuk pegangan ya! soalnya bis di korea ngebut banget dan ketika ngerem seringnya agak mendadak jadi bikin degdegan x)
Setelah sampai di shuttlle bus yang dituju, kita tinggal berjalan sedikit untuk memasuki kawasan Korean Folk Village, harga tiket masuk sekitar 24000 won. Di dalam lokasi kita bisa melihat deretan rumah - rumah tradisional khas korea dimana pada jaman dahulu ternyata bentuk setiap rumah di korea dibedakan berdasarkan kasta sosial sehingga terlihat perbedaan antara rumah rakyat biasa dan bangsawan. Kawasan yang paling menarik adalah bangunan dapur istana dimana lokasi tersebut adalah salah satu lokasi syuting Jang Geum ketika memasak makanan untuk raja.
![]() |
Deretan rumah khas korea |
![]() |
foto bersama Dae Jang Geum |
![]() |
Dapur Istana |
![]() |
foto disalah satu pagoda |
![]() |
Arena pertunjukan berkuda |
![]() |
ada juga yang menjual alat - alat tradisional masyarakat korea |
![]() |
menyusuri jalan di kawasan korean folk village |
![]() |
foto bersama para pemain musik tradisional korea |
![]() |
pegawai korean folk village yang menyamar menjadi pengemis |
![]() |
bersama penjaga penjara |
![]() |
kawasan eksekusi hukuman |
Di lokasi ini memang saya agak kesulitan untuk menemukan makanan yang halal, karena berbeda ketika di Nami Island yang memang terdapat satu restoran yang sudah bersertifikasi halal. Nah untuk solusinya saya dan teman - teman membawa bekal makanan yaitu nasi instant yang banyak dijual di mini market, nugget K*C yang dibeli di dekat lokasi penginapan, mie goreng instant yang sudah dimasak terlebih dahulu di penginapan dan menu penyelamat adalah gudeg instant yang dibawa oleh salah satu teman :) itu rasanya gudeg terenak yang pernah saya makan selama ini, karena dimakan pake faktor laper banget dan gak ada makanan lagi yang bisa dimakan, hahaha... Satu lagi, semua makanan yang kami bawa itu dimakan dalam kondisi dingin loh, karena suhu pada saat itu sekitar 10 derajat sehingga semua bekal seperti baru dikeluarkan dari kulkas :p tapi Alhamdulillah nikmat karena lapar kali ya, hehe. Untuk lokasi shalat pun kita harus mencari lokasi yang agak sepi dan melakukan shalat secara bergantian agar tidak terlalu menarik perhatian pengunjung yang lain, dengan mengambil air wudhu terlebih dulu di wastafel kamar mandi atau jika kesulitan bisa dengan bertayamum terlebih dahulu :)
![]() |
ini dia menu makan siangnya :p |
![]() |
ayunan tradisional korea pada jaman dahulu |
![]() |
good bye korean folk village |
Saking serunya melihat beberapa pertunjukan tidak terasa hari semakin sore, dan kami memutuskan untuk segera pulang. Sebelum pulang kami berencana untuk mampir terlebih dahulu ke daerah Dongdaemun untuk melihat LED Roses (taman bunga mawar yang dibuat dari lampu) yang pasti sangat cantik jika dilihat di malam hari.
Dan di hari keempat ini akhirnya ditutup dengan mengunjungi Seoul Lantern Festival 2015 di Sungai Cheonggyecheon. Festival ini diadakan setiap musim gugur, sehingga untuk teman - teman yang ingin mengunjungi korea selatan pada musim gugur terutama di bulan November, bisa menjadikan festival ini sebagai salah satu destinasi wisatanya. Tema yang diusung di festival kali ini adalah dinasti Jeoseon, berikut ini sedikit dokumentasinya :)
![]() |
seoul lantern festival |
![]() |
lampion kerajaan pada masa jeoseon |
![]() |
lampion masyarakat korea pada masa kerajaan jeoseon |
![]() |
lampion di bawah jembatan |
![]() |
menghanyutkan lampion dengan tulisan harapan di tahun 2016 |
10 komentar
Wih ada Mbak Erry jugaaa... pasti seru dong di jalan bahasannya tentang Drama Korea muluu hihi..
ReplyDelete@Yuniari Nukti: salam kenal mba yuniari :) wah mba yuni kenal mba erry juga ya ? hihi iyaa seru banget ga habis2 bahasan kita tentang drama korea :p
ReplyDeleteDuhh pingin banget k koreaa, seru banget kayaknya ya kak
ReplyDelete@Tania Kurniawati: halo tania :) iya seru banget, menurutku korea selatan salah satu negara yang nyaman dikunjungi turis loh
ReplyDeleteLangsung pengen k korea rasanya:D t4 wisatanya cantik2 ya
ReplyDeleteiya mba tempat wisata di korea cantik2 :)
DeleteKorsel msh rada mahal buat saya uhuuhuhu pdhala saya pengen ke sana heheheh
ReplyDeletesemoga suatu hari bisa liburan kesana ya mba, aamiin :)
DeleteSelalu seru kalo ngomongin tentang Korea. Semoga suatu hari nanti saya bisa nyusul ya mba..
ReplyDeleteaamiin mba,
Deletekorea itu salah satu yang ramah turis juga jadi aman untuk dikunjungi :)